Malulah Pada Allah (Renungan)
“Dan milik Allah timur dan barat. Ke manapun kalian menghadap disanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. [2]: 115).
Jika
Anda sedang mandi dan tiba-tiba muncul wajah seseorang di hadapan Anda,
bagaimana rasanya? Tidak malukah Anda? Tidakkah segera Anda berusaha
menutupi aurat Anda?
Setiap saat wajah Pencipta hadir dalam seluruh episode kehidupan kita. Dalam ketelanjangan kita menjalankan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai perintah-Nya, bahkan melawan larangan-Nya.
Tidak malukah kita? Ataukah kita berpikir Allah sedang mengantuk dan tertidur? Padahal, Allah menegaskan, “Allah, tidak ada ilah selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. [2]: 255).
Atau, kita berpikir Allah tidak melihat? Padahal, “Bagi Allah, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit.” (QS. [3]: 5). Jangan-jangan kita berpikir Allah tidak menyadari apa yang sedang terjadi?
Padahal, Allah menantang manusia, “Dan rahasiakanlah perkataan kalian atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Maha Halus, Maha Mengetahui.” (QS. [67]: 13-14).
“Dan kunci semua yang ghaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada selembar daun pun yang jatuh yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. [6]:59).
Naudzubillaahi min dzaalik. Tanpa sadar kita telah mengecilkan Dia Yang Maha Besar. Tanpa sadar kita telah menyunat dan mengerdilkan iman kita sendiri.
Dia Yang Maha Tahu apa yang dilahirkan maupun yang disembunyikan. Kita dapat menutupi aurat dari pandangan manusia, tetapi kita tak mungkin menutupi cela kita dari Dia yang Maha Melihat dan Mendengar.
Dari Dia yang selalu menghisab hamba-hamba-Nya. “Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kalian menyatakan apa yang ada di hati kalian atau kalian sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagi kalian. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. [2]: 284).
Karenanya, janganlah malu pada dunia, malulah pada Pemilik dunia. Jika malu pada dunia, Anda takkan malu jika tak ada wajah yang hadir. Jika malu kepada Pemilik dunia, Anda akan menjaga perbuatan di mana pun dan kapan pun. Ada maupun tak ada orang lain. Itulah yang disebut muraqabah, yakni selalu merasa diawasi oleh Allah.
Nabi SAW bersabda, “Beribadahlah engkau kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat engkau.” Jadi, malulah kepada Allah!
Setiap saat wajah Pencipta hadir dalam seluruh episode kehidupan kita. Dalam ketelanjangan kita menjalankan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai perintah-Nya, bahkan melawan larangan-Nya.
Tidak malukah kita? Ataukah kita berpikir Allah sedang mengantuk dan tertidur? Padahal, Allah menegaskan, “Allah, tidak ada ilah selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. [2]: 255).
Atau, kita berpikir Allah tidak melihat? Padahal, “Bagi Allah, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit.” (QS. [3]: 5). Jangan-jangan kita berpikir Allah tidak menyadari apa yang sedang terjadi?
Padahal, Allah menantang manusia, “Dan rahasiakanlah perkataan kalian atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Maha Halus, Maha Mengetahui.” (QS. [67]: 13-14).
“Dan kunci semua yang ghaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada selembar daun pun yang jatuh yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. [6]:59).
Naudzubillaahi min dzaalik. Tanpa sadar kita telah mengecilkan Dia Yang Maha Besar. Tanpa sadar kita telah menyunat dan mengerdilkan iman kita sendiri.
Dia Yang Maha Tahu apa yang dilahirkan maupun yang disembunyikan. Kita dapat menutupi aurat dari pandangan manusia, tetapi kita tak mungkin menutupi cela kita dari Dia yang Maha Melihat dan Mendengar.
Dari Dia yang selalu menghisab hamba-hamba-Nya. “Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kalian menyatakan apa yang ada di hati kalian atau kalian sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagi kalian. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. [2]: 284).
Karenanya, janganlah malu pada dunia, malulah pada Pemilik dunia. Jika malu pada dunia, Anda takkan malu jika tak ada wajah yang hadir. Jika malu kepada Pemilik dunia, Anda akan menjaga perbuatan di mana pun dan kapan pun. Ada maupun tak ada orang lain. Itulah yang disebut muraqabah, yakni selalu merasa diawasi oleh Allah.
Nabi SAW bersabda, “Beribadahlah engkau kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat engkau.” Jadi, malulah kepada Allah!
Post a Comment