Kabar Gembira Bagi Yang Bertakwa (Renungan)



Takwa merupakan wasiat Allah kepada orang-orang terdahulu, saat ini dan akan datang. (QS. An-Nisa': 131). Takwa sekaligus wasiat Rasulullah SAW kepada para sahabat dan umatnya, melalui sabdanya, "Hendaknya kalian bertakwa kepada Allah.” (HR. Ibnu Majah).

Takwa yang berarti menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, lebih jauh merupakan derajat keimanan tertinggi. Ia adalah kata agung yang mencakup semua sisi kebajikan. Ia menjadi penghalang antara kita dengan amarah dan azab Allah SWT.

Jalan menuju ketakwaan antara lain dilakukan dengan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap kegiatan dan keadaan; menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya; meninggalkan hal-hal yang meragukan (syubhat); memelihara sikap jujur dalam ucapan dan perbuatan; serta mewujudkan niat ikhlas dalam semua amal ibadah.

Takwa bukan hanya bekal keselamatan kehidupan akhirat. Namun, ia merupakan modal utama kehidupan dunia yang memberikan manfaat dan berkah di dunia maupun di akhirat. Sehingga ia harus nyata dalam segala gerak kehidupan dan bukan hanya tampak saat berada di tempat-tempat suci dan bulan Ramadhan.

Al Qur'an dan As-sunah menjamin lima kabar gembira bagi orang-orang yang bertakwa: Pertama, orang yang bertakwa akan senantiasa mendapatkan solusi terbaik dalam menghadapi masalah/persoalan.

Allah SWT berfirman, "Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya." (QS. At-Thalaq: 2). Hal tersebut karena orang yang bertakwa memiliki sifat sabar dan tawakal melebihi sifat normal manusia lainnya oleh sebab ketakwaannya. Kisah Ya'qub AS membuktikan fenomena tersebut.

Kedua, orang yang bertakwa senantiasa merasa dilapangkan rezekinya. Allah SWT berfirman, "Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak di duga-duga." (QS. At-Thalaq: 3). Mendapatkan rezeki yang berkah dan dari arah yang tidak diduga merupakan buah ketakwaan, sedangkan rezeki yang diduga perkiraannya dari jalan sebab-akibat merupakan kelaziman bagi semua manusia. Kisah Maryam AS yang mendapat jamuan dari langit merupakan fenomena yang membuktikan teori dimaksud.

Ketiga, orang yang bertakwa senantiasa diterima amal perbuatannya di sisi Allah. Allah SWT berfirman, "(Habil) berkata: "Sungguh, Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Maidah: 27). Kisah Qabil dan Habil membuktikan penolakan dan penerimaan amal perbuatan di sisi Allah SWT, karena yang satu tidak didasari oleh ketakwaan sedang yang lain (diterima) dilandasi oleh ketakwaan. Ketakwaan dengan demikian merupakan jaminan diterimanya amal perbuatan.

Keempat, orang yang bertakwa dan mewariskan ketakwaannya menjamin keturunannya dari segala bahaya dan api neraka (QS. An Nisaa': 9). Takwa merupakan wasiat terbaik yang jika dipegangi oleh sanak keturunan, akan mengantarkan mereka selamat dunia-akhirat, sebagaimana wasiat takwa Ya'qub kepada anak-anaknya.

Kelima, orang yang bertakwa senantiasa diberikan tambahan petunjuk serta diampuni dosa dan kesalahannya oleh Allah. Allah SWT berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepadamu dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni dosa-dosamu." (QS. Al Anfal: 29).\

Berbahagialah orang-orang yang menghiasi perilakunya dengan sifat-sifat takwa, sebab kendati terasa berat, namun Allah SWT akan menjamin lima kabar gembira baginya dan Allah adalah Dzat yang tidak akan mengingkari janji-janji-Nya. Wallahua'lam.

No comments

Silahkan Berkomentar dengan kata-kata yang baik dan sopan dikarenakan blog ini untuk semua umur. Terimakasih

Powered by Blogger.