Osiris
Osiris merupakan dewa maut Mesir Kuno, kerajaannya berada di wilayah
barat. Dia menghakimi jiwa manusia menurut pahala yang mereka kumpulkan.
Secara tradisional, dia digambarkan dengan memiliki kulit berwarna
hijau, mengenakan janggut firaun, sebagian tubuhnya dibalut seperti
mumi, memakai mahkota yang unik dengan dua bulu burung unta di kedua
sisinya, serta memegang atribut kait dan cambuk.
Dalam beberapa literatur yang terdapat di mesir kuno, ia disebut juga
dengan : Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire or Ausare.
Hikayat
Osiris ialah putra sulung dewa bumi Geb dan dewi langit Nut, yang sekaligus juga saudara kembar dan suami Isis, sementara Horus dianggap putranya yang didapatkannya setelah ia meninggal.
Dia juga dikaitkan dengan epitet Khenti-Amentiu, yang berarti "Orang yang paling Barat" — merujuk kepada perannya sebagai penguasa tanah orang mati yang terletak di sebelah barat.
Sebagai penguasa kematian, Osiris kadangkala disebut sebagai "raja orang hidup", karena orang Mesir kuno percaya, bahwa orang meninggal yang terberkati disebut "ia yang hidup".
Osiris pertama kali disebut pada masa Dinasti kelima Mesir, meskipun sangat mungkin dia telah dipuja lebih awal. Julukan Khenti-Amentiu berasal sedikitnya dari masa dinasti pertama, juga sebagai gelar firaun.
Kebanyakan data mengenai mitos Osiris berasal dari Naskah Piramida yang berasal dari kurun akhir dinasti ke-5. Kemudian pada masa kerajaan baru kisahnya disebutkan dalam dokumen Prasasti Shabka dan Persaingan Horus dan Seth, dan pada zaman yang sangat kemudian, kisahnya dikisahkan secara naratif oleh pujangga Yunani, termasuk Plutarch dan Diodorus Siculus.
Osiris bukan hanya hakim yang pengasih dan pengampun di alam baka, tetapi dia juga sebagai agen alam baka yang memberikan kehidupan di dunia nyata, termasuk tumbuhnya tunas tanaman dan banjir tahunan di sungai Nil yang memberikan kesuburan dan kehidupan kepada Mesir.
Dia digambarkan sebagai "Tuan yang penuh cinta", "Dia yang senantiasa terlihat muda belia" dan "Tuan yang diam". Para firaun peguasa Mesir mengaitkan Osiris dengan kematian, karena Osiris berhasil bangkit dari kematian, maka mereka pun mempunyai harapan yang sama, bersatu secara spiritual dengannya, mewarisi kehidupan abadi melalui proses peniruan magis.
Pada masa Kerajaan Baru, semua orang, bukan hanya firaun, percaya pada saat kematian mereka dapat mengasosiasikan diri dengan Osiris jika mereka mampu melakukan ritual asimilasi; proses pembalseman, mumifikasi, bekal kubur, pemakaman dan lain-lain yang banyak menghabiskan biaya.
Melalui harapan akan terciptanya kehidupan baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan siklus kehidupan yang ada di alam, terutama daur hidup panen tumbuhan dan banjir tahunan sungai Nil, serta dikaitkan dengan rasi Orion dan Sirius pada permulaan pergantian tahun.
Osiris secara meluas dipuja sebagai Dewa Kematian, hingga berakhir pada masa penindasan atas Agama Mesir Kuno di era kekuasaan Kristen Koptik di Mesir.
Mitologi
Pemujaan terhadap Osiris yang merupakan dewa utama kebangkitan dan kelahiran kembali, sangat terkait dengan konsep keabadian. Plutarch mencatat salah satu versi mitologi yang menyebutkan Set (saudara Osiris), bersama Ratu Etiopia, bersekongkol dengan 72 kaki tangan untuk merencanakan pembunuhan terhadap Osiris. Set mengelabui Osiris dengan membujuknya untuk memasuki sebuah peti, yang kemudian ditutup, disegel dengan timah, dan dibuang ke sungai Nil.
Istri Osiris, Isis, berkelana mencari suaminya, hingga akhirnya menemukan, bahwa peti itu tertanam di dalam sebatang kayu yang kayunya dijadikan pilar penyangga di istana Byblos di pesisir Fenisia (kini Lebanon). Dia berhasil mengeluarkan peti itu dan membukanya, akan tetapi Osiris telah meninggal.
Dalam versi lainnya disebutkan, Isis menggunakan sihir yang dipelajarinya dari ayahnya (dewa bumi) untuk menghidupkan kembali Osiris, lantas kemudian Osiris menghamili Isis dan mengandung Horus dalam rahimnya. Setelah berhubungan dengan Isis, kemudian Osiris mati kembali.
Isis menyembunyikan jenazah suaminya di gurun. Berbulan-bulan kemudian Isis melahirkan Horus. Sementara Isis membesarkan Horus, Set yang tengah berburu menemukan jenazah Osiris. Dalam kemarahannya, Set memotong-motong jenazah Osiris menjadi 14 bagian dan dicerai-beraikan ke seluruh penjuru negeri.
Isis kembali berkelana mengumpulkan potongan jenazah suaminya itu. Jenazah Osiris kemudian disatukan olehnya, dibalut perban, dan di balsem serta dimakamkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menjadikan Osiris sebagai mumi pertama, sebuah contoh bagi tradisi pemakaman Mesir kuno.
Para dewa yang kagum akan pengabdian Isis membangkitkan Osiris menobatkannya sebagai dewa dunia bawah (dewa alam baka). Karena mengalami kematian dan kebangkitan kembali itulah, maka Osiris dikaitkan dengan banjir tahunan Mesir, serta tanaman pangan di sepanjang lembah sungai Nil.
Hikayat
Osiris ialah putra sulung dewa bumi Geb dan dewi langit Nut, yang sekaligus juga saudara kembar dan suami Isis, sementara Horus dianggap putranya yang didapatkannya setelah ia meninggal.
Dia juga dikaitkan dengan epitet Khenti-Amentiu, yang berarti "Orang yang paling Barat" — merujuk kepada perannya sebagai penguasa tanah orang mati yang terletak di sebelah barat.
Sebagai penguasa kematian, Osiris kadangkala disebut sebagai "raja orang hidup", karena orang Mesir kuno percaya, bahwa orang meninggal yang terberkati disebut "ia yang hidup".
Osiris pertama kali disebut pada masa Dinasti kelima Mesir, meskipun sangat mungkin dia telah dipuja lebih awal. Julukan Khenti-Amentiu berasal sedikitnya dari masa dinasti pertama, juga sebagai gelar firaun.
Kebanyakan data mengenai mitos Osiris berasal dari Naskah Piramida yang berasal dari kurun akhir dinasti ke-5. Kemudian pada masa kerajaan baru kisahnya disebutkan dalam dokumen Prasasti Shabka dan Persaingan Horus dan Seth, dan pada zaman yang sangat kemudian, kisahnya dikisahkan secara naratif oleh pujangga Yunani, termasuk Plutarch dan Diodorus Siculus.
Osiris bukan hanya hakim yang pengasih dan pengampun di alam baka, tetapi dia juga sebagai agen alam baka yang memberikan kehidupan di dunia nyata, termasuk tumbuhnya tunas tanaman dan banjir tahunan di sungai Nil yang memberikan kesuburan dan kehidupan kepada Mesir.
Dia digambarkan sebagai "Tuan yang penuh cinta", "Dia yang senantiasa terlihat muda belia" dan "Tuan yang diam". Para firaun peguasa Mesir mengaitkan Osiris dengan kematian, karena Osiris berhasil bangkit dari kematian, maka mereka pun mempunyai harapan yang sama, bersatu secara spiritual dengannya, mewarisi kehidupan abadi melalui proses peniruan magis.
Pada masa Kerajaan Baru, semua orang, bukan hanya firaun, percaya pada saat kematian mereka dapat mengasosiasikan diri dengan Osiris jika mereka mampu melakukan ritual asimilasi; proses pembalseman, mumifikasi, bekal kubur, pemakaman dan lain-lain yang banyak menghabiskan biaya.
Melalui harapan akan terciptanya kehidupan baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan siklus kehidupan yang ada di alam, terutama daur hidup panen tumbuhan dan banjir tahunan sungai Nil, serta dikaitkan dengan rasi Orion dan Sirius pada permulaan pergantian tahun.
Osiris secara meluas dipuja sebagai Dewa Kematian, hingga berakhir pada masa penindasan atas Agama Mesir Kuno di era kekuasaan Kristen Koptik di Mesir.
Mitologi
Pemujaan terhadap Osiris yang merupakan dewa utama kebangkitan dan kelahiran kembali, sangat terkait dengan konsep keabadian. Plutarch mencatat salah satu versi mitologi yang menyebutkan Set (saudara Osiris), bersama Ratu Etiopia, bersekongkol dengan 72 kaki tangan untuk merencanakan pembunuhan terhadap Osiris. Set mengelabui Osiris dengan membujuknya untuk memasuki sebuah peti, yang kemudian ditutup, disegel dengan timah, dan dibuang ke sungai Nil.
Istri Osiris, Isis, berkelana mencari suaminya, hingga akhirnya menemukan, bahwa peti itu tertanam di dalam sebatang kayu yang kayunya dijadikan pilar penyangga di istana Byblos di pesisir Fenisia (kini Lebanon). Dia berhasil mengeluarkan peti itu dan membukanya, akan tetapi Osiris telah meninggal.
Dalam versi lainnya disebutkan, Isis menggunakan sihir yang dipelajarinya dari ayahnya (dewa bumi) untuk menghidupkan kembali Osiris, lantas kemudian Osiris menghamili Isis dan mengandung Horus dalam rahimnya. Setelah berhubungan dengan Isis, kemudian Osiris mati kembali.
Isis menyembunyikan jenazah suaminya di gurun. Berbulan-bulan kemudian Isis melahirkan Horus. Sementara Isis membesarkan Horus, Set yang tengah berburu menemukan jenazah Osiris. Dalam kemarahannya, Set memotong-motong jenazah Osiris menjadi 14 bagian dan dicerai-beraikan ke seluruh penjuru negeri.
Isis kembali berkelana mengumpulkan potongan jenazah suaminya itu. Jenazah Osiris kemudian disatukan olehnya, dibalut perban, dan di balsem serta dimakamkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menjadikan Osiris sebagai mumi pertama, sebuah contoh bagi tradisi pemakaman Mesir kuno.
Para dewa yang kagum akan pengabdian Isis membangkitkan Osiris menobatkannya sebagai dewa dunia bawah (dewa alam baka). Karena mengalami kematian dan kebangkitan kembali itulah, maka Osiris dikaitkan dengan banjir tahunan Mesir, serta tanaman pangan di sepanjang lembah sungai Nil.
.: Mitologi Mesir :.
Post a Comment