Budidaya Tanaman Tebu
Ilustrasi budidaya tanaman tebu
Tujuan utama dari budidaya tanaman tebu tentunya adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bukan? Jadi, jangan sekali-kali memutuskan untuk melakukan budidaya apapunn, termsuk tebu, jika pengetahuan pembaca mengenai teknik budidaya pembaca masih minim. Perlu pengetahuan yang mumpuni menganai segala hal yang berkaitan dengan budidaya agar apa-apa yang kita lakukan akan menghasilkan, bukan malah mendapatkan rugi.
Nah, pada kesempatan ini, penulis akan membagikan sedikit pengetahuan tentang tata cara atau teknik budidaya tanaman tebu yang biak. Pemahaman mengenai bahasan ini sekiranya cukup untuk dijadikan modal melakukan budidaya. Anda penasaran, bukan? Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya. Simak.
Tanah aluvial ditandai dengan warna kelabu samapi kecoklatan. Teksturnya liat atau liat berpasir, stukturnya pejal, produktivitas tanah rendah sampai tinggi. Tanah mediteran mempunyai solum agak tebal, warna tanah coklat sampai merah, teksturnya lempung sampai liat, struktur gumpal hingga gumpal bersudut, reaksi tanah agak asam sampai netral (pH 6 -7,7), dan produktivitasnya sedang hingga tinggi.
Tanah pedsolik mempunyai solum agak tebal, warnanya merah hingga kuning, teksturnya lempung berpasir, strukturnya gumpal, reaksi tanah masam sampai masam (pH 3,5 - 5), dan produktivitsnya rendah hingga tinggi. Tanah regosol mempunyai karakteristik berwarna kelabu atau coklat kekuningan sampai putih, teksturnya pasir sampai lempung berdebu, strukturnya lepas, reaksi kimia agak masam, mudah merembeskan air, dan produktivitasnya rendah.
Berdasarkan kriteria jenis tanah di atas, jelaslah bahwauntuk budidaya tanaman tebu diperlukan tanah yang tidak terlalu kering, tetapi juga tidak terlalu basah, sehingga diperlukan drainase dan pengairan. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman tebu adalaha tanah lempung kapur yang dalam, lempung berpasir, dan pasir berlempung. Hal penting lainnya adalah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung senyawa organik, pH-nya netral, serta aerasi dan drainasenya baik.
Sementara pengolahan tanah dengan menggunakan pola reynoso diawali dengan membuat got-got atau saluran-saluran, kemudian mengolah tanah hanya dilakukan pada tempat yang akan ditanami bibit tebu, yakni berbentuk cemplongan. Lapisan olah tanah dalam pola ini cukup dalam, yakni sekitar 40 cm. Pengolahan tanah dengan pola reynoso biasanya dilakukan pada tanah yang mengandung kadar air banyak, misalnya pada lahan bekas menanam padi sawah.
Perbanyakan tanaman yang banyak dipraktikkan di lapangan adalah secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
Secara umum, prosedur pembibitan tanaman tebu meliputi 4 macam kebun bibit (KB), yakni sebagai berikut.
Pada waktu pengolahan tanah sebaiknya telah disiapkan tempat menanam dalam bentuk cemplongan atau larikan. Selanjutnya, bibit tebu ditanam dalam larikan atau cemplongan dengan jarak tanam antara 35 - 50cm. Cara penanaman tebu saat musim kemarau dan musim hujan jelas berbeda. Pada musim kemarau, bibit sebaiknya ditanam sedalam 1-3 cm di bawah permukaan tanah agar bibit tidak kering atau mati akibat terkena sinar matahari.
Sementara pada musim hujan, bibit tebu ditanam di atas tanah atau setengah bagian bibit ditutup tanah. Apabila bibit seluruhnya ditanam di dalam tanah atau tanah guludan yang masih basah menutup bibit tebu akibat hujan, maka bibit tebu akan mudah busuk.
Pada tanah yang selalu basah, penanaman harus diatur dengan cara mengisi tanah sebanyak mungkin pada lubang tanam. Atau tanah kasuran dibuat setinggi tanah asal. Jika keadaan masih tetap basah, maka penanaman harus ditunggu sampai tanah menjadi kering.
Nah, itulah beberapa teknik budidaya tanaman tebu yang baik. Jika semnua teknik tadi sudah dijalankan, maka hasil yang akan didapat dari budidaya tebu Anda akan maksimal.
Tujuan utama dari budidaya tanaman tebu tentunya adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bukan? Jadi, jangan sekali-kali memutuskan untuk melakukan budidaya apapunn, termsuk tebu, jika pengetahuan pembaca mengenai teknik budidaya pembaca masih minim. Perlu pengetahuan yang mumpuni menganai segala hal yang berkaitan dengan budidaya agar apa-apa yang kita lakukan akan menghasilkan, bukan malah mendapatkan rugi.
Nah, pada kesempatan ini, penulis akan membagikan sedikit pengetahuan tentang tata cara atau teknik budidaya tanaman tebu yang biak. Pemahaman mengenai bahasan ini sekiranya cukup untuk dijadikan modal melakukan budidaya. Anda penasaran, bukan? Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya. Simak.
Syarat Tumbuh Tanaman Tebu
Pertumbuhan dan produksi tebu yang baik salah satunya sangat dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh serta bibit yang unggul. Tanaman tebu membutuhkan beberapa syarat agar bisa ttumbung dengan baik. Adapun syarat tumbuh tanaman tebu ini sangat berkaitan erat dengan keadaan iklim dan keadaan tanah. Bagaimana keterkaitan antara tanaman tebu dengan keadaan iklim dan tanah ini? Berikut adalah gambarannya.1. Keadaan Iklim
Daya adaptasi tanaman tebu terhadap iklim cukup luas. Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim panas (tropis) dan iklim sedang (subtropis) yang terletak di antara 39-40 derajat lintang utara (LU) dan antara 35-38 derajat lintang selatan (Ls). Pada umumnya pertumbuhan dan produksi tebu yang tinggi dapat dicapai di daerah yang beriklim tropis.2. Keadaan Tanah
Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk tanaman tebu. Namun, indikator di beberapa daerah sentrum asal tanaman tebu, jenis tanah yang paling baik adalah tanah alivial, mediteran, podsolik, dan tanah regosol.Tanah aluvial ditandai dengan warna kelabu samapi kecoklatan. Teksturnya liat atau liat berpasir, stukturnya pejal, produktivitas tanah rendah sampai tinggi. Tanah mediteran mempunyai solum agak tebal, warna tanah coklat sampai merah, teksturnya lempung sampai liat, struktur gumpal hingga gumpal bersudut, reaksi tanah agak asam sampai netral (pH 6 -7,7), dan produktivitasnya sedang hingga tinggi.
Tanah pedsolik mempunyai solum agak tebal, warnanya merah hingga kuning, teksturnya lempung berpasir, strukturnya gumpal, reaksi tanah masam sampai masam (pH 3,5 - 5), dan produktivitsnya rendah hingga tinggi. Tanah regosol mempunyai karakteristik berwarna kelabu atau coklat kekuningan sampai putih, teksturnya pasir sampai lempung berdebu, strukturnya lepas, reaksi kimia agak masam, mudah merembeskan air, dan produktivitasnya rendah.
Berdasarkan kriteria jenis tanah di atas, jelaslah bahwauntuk budidaya tanaman tebu diperlukan tanah yang tidak terlalu kering, tetapi juga tidak terlalu basah, sehingga diperlukan drainase dan pengairan. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman tebu adalaha tanah lempung kapur yang dalam, lempung berpasir, dan pasir berlempung. Hal penting lainnya adalah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung senyawa organik, pH-nya netral, serta aerasi dan drainasenya baik.
Penyiapan Lahan (Pengolahan Tanah)
Penyiapan lahan untuk tanaman tebu dibedakan ke dalam dua pola, yakni pola bajak dan pola reynoso. Pengolahan tanah pada pola bajak diawali dengan pengolahan tanah secara keseluruhan, yakni seluruh lahan dibajak, kemudian dibuat semacam saluran-saluran. Lapisan olah tanahnya relatif dangkal, yakni sekitar 20 cm. pengolahan tanah dengan pola bajak biasanya dilakukan pada tanah kering dan ringan. Semua areal tanah dibajak agar menjadi gembur.Sementara pengolahan tanah dengan menggunakan pola reynoso diawali dengan membuat got-got atau saluran-saluran, kemudian mengolah tanah hanya dilakukan pada tempat yang akan ditanami bibit tebu, yakni berbentuk cemplongan. Lapisan olah tanah dalam pola ini cukup dalam, yakni sekitar 40 cm. Pengolahan tanah dengan pola reynoso biasanya dilakukan pada tanah yang mengandung kadar air banyak, misalnya pada lahan bekas menanam padi sawah.
Penyiapan Bahan Tanaman (Bibit)
Pada prinsipnya tanaman tebu dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif dengan biji hanya dilakukan dalam skala penelitian, yakni melalui pemuliaan tanaman, seleksi, dan persilangan atau hibridasi untuk menghasilkan varietas baru.Perbanyakan tanaman yang banyak dipraktikkan di lapangan adalah secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
Secara umum, prosedur pembibitan tanaman tebu meliputi 4 macam kebun bibit (KB), yakni sebagai berikut.
- Kebun Bibit Pokok (KBP); merupakan bibit pemulia yang berasal dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).
- Kebun Bibit Nenek (KBN); merupakan bibit pemulia yang berasal dari keturunan KBP.
- Kebun Bibit Induk (KBI); merupakan bibit turunan dari KBN.
- Kebun Bibit Dataran (KBD); merupakan bibit tebu turunan dari KBI untuk disebarluaskan ke kebun Tebu Giling (KTG).
Penanaman Tebu
Waktu penanaman tebu di lahan sawah yang paling baik adalah di awal musim kemarau, sedangkan penanaman di lahan kering pada awal musim hujan. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam penentuan waktu tanam adalah ketersediaan air yang mencukupi pada fase awal pertumbuhan bibit tebu, baik persediaan air hujan maupun dari irigasi.Pada waktu pengolahan tanah sebaiknya telah disiapkan tempat menanam dalam bentuk cemplongan atau larikan. Selanjutnya, bibit tebu ditanam dalam larikan atau cemplongan dengan jarak tanam antara 35 - 50cm. Cara penanaman tebu saat musim kemarau dan musim hujan jelas berbeda. Pada musim kemarau, bibit sebaiknya ditanam sedalam 1-3 cm di bawah permukaan tanah agar bibit tidak kering atau mati akibat terkena sinar matahari.
Sementara pada musim hujan, bibit tebu ditanam di atas tanah atau setengah bagian bibit ditutup tanah. Apabila bibit seluruhnya ditanam di dalam tanah atau tanah guludan yang masih basah menutup bibit tebu akibat hujan, maka bibit tebu akan mudah busuk.
Pada tanah yang selalu basah, penanaman harus diatur dengan cara mengisi tanah sebanyak mungkin pada lubang tanam. Atau tanah kasuran dibuat setinggi tanah asal. Jika keadaan masih tetap basah, maka penanaman harus ditunggu sampai tanah menjadi kering.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dalam budidaya tanaman tebu pada prinsipnya adalah untuk mengusahakan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur, banyak anakan, dan mendapat rendemen gula yang tinggi. Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi menyiram, menyulam, menyiang, membumbun, memupuk, dan kletekan1. Penyiraman
Penyiraman biasanya dilakukan menurut kebutuhan tanaman dan bergantung pada keadaan air tanah. Prinsipnya pengairan perlu dilakukan tiap usai pemupukan atau paling lama 3 hari setelah pemupukan.2. Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang rusak atau mati dan menjaga agar lahan tidak terlalu banyak yang kosong. Penyulaman sebaiknya disesuaikan dengan umur tanaman yang sama.3. Penyiangan
Menyiang pada prinsipnya adalah membuang rumput-rumput liar atau tumbuhan pengganggu lainnya di sekitar lahan. Cara penyiangan yang paling umum dilakukan adalah dengan cara mengored atau mencangkul tanaman liar atau gulma tadi.4. Pembumbunan
Membumbun adalah proses menimbunkan tanah pada jolangan atau turun tanah pada lubang tanam tebu. Pembumbunan dilakukan cukup 2 kali, yakni pada saat tanaman berumur 1,2 – 2 bulan dan pada waktu tanaman berumur 5 -6 bulan.5. Memupuk
Pemupukan yang tepat pada tanaman tebu didasarkan atas hasil analisis tanah dan analisis tanah di laboratorium. Apabila tidak tersedia data analisis, pemupukan dapat berpedoman pada anjuran atau rekomendasi dari P3GI.6. Kletekan
Kletekan adalah pekerjaan membuang daun-daun kering dan daun-daun tua yang sudah menguning dan sobek-sobek pelepah daunnya. Kletekan biasanya dilakukan 3 kali, yakni pada waktu akan dibumbun terakhir, dan 2 kali setelah pembumbunan terakhir.Nah, itulah beberapa teknik budidaya tanaman tebu yang baik. Jika semnua teknik tadi sudah dijalankan, maka hasil yang akan didapat dari budidaya tebu Anda akan maksimal.
Post a Comment