Pembuatan Persemain Bambu
Faperta - Persemaian
A. Penentuan
lokasi
Lokasi persemaian bambu
di pilih daerah yang tidak mempunyai perubahan iklim yang menyolok. Hal ini
disebabkan bambu sebagian besar dibiakkan dengan stek yang tidak tahan terhadap
perubahan suhu dan kelembaban udara. Untuk itu lokasi pembibitan paling tidak
mempunyai tipe iklim A dan B dan terletak di tempat-tempat yang tinggi. Dilokasi
seperti ini dapat dibuat tempat persemain bambu permanen yang akan memproduksi
bibit sepanjang musim. Sementara itu lokasi pembibitan paling tidak mempunyai
tipe iklim A dan B dan terletak di tempat-tempat yang tinggi. Di lokasi seperti
ini dapat dibuat tempat persemaian bambu permanen yang akan memproduksi bibit
sepanjang musim. Sementara itu di lokasi yang bertipe iklim C atau D, persemaian
bambu hanya dapat dilakukan selama musim hujan.
Setelah ditentukan
lokasi persemaian, selanjutnya dipertimbangkan persyaratan tempat pembibitan
yaitu :
B. Pembersihan lapangan
Topografi datar, kemiringan < 5%;- Mempunyai iklim mikro yang selalu basah, tiupan angin tidak menyebabkan kekeringan;
- Dekat sumber air yang mampu menyediakan air sepanjang musim karena bibit bambu memerlukan penyiraman terus-menerus. Sumber air dapat berasal dari sungai, mata air atau sumur artesis;
- Untuk persemaian musiman diusahakan dekat tempat penanaman agar mudah memindahkan bibit ke lapangan penanaman.
Lapangan tempat persemain harus dibersihkan dari semak dan tonggak-tonggak pohon pengganggu. Setelah bersih, lapangan dicangkul sedalam 30 - 40 cm dan dibebaskan dari batu atau sisa-sisa akar tumbuh-tumbuhan serta bongkahan-bongkahan tanah. Kegiatan selanjutnya adalah membuat jalan kontrol dengan lebar paling sedikit 1 (satu) meter membelah tengah-tengah areal atau menurut keadaan. Demikian juga harus dibuat saluran pembuangan air agar areal persemaian bebas dari banjir dan genangan air. Bibit bambu yang tergenang air terlalu lama, akar-akarnya akan busuk dan menyebabkan kematian.
C. Pengadaan sarana dan prasarana
1. Pembuatan batas dan pagar
Tempat persemain yang terpilih harus ditentukan batas-batasnya dan dipagar. Untuk itu perlu pemancangan batas dengan pal-pal kayu atau batang bambu. Tinggi pal 2,5 meter dan bagian atasnya dicat merah setinggi 0,75 meter. Jarak antara pal satu dengan lainnya 50 meter atau tergantung dari kebutuhan. Gambar situasi tempat persemaian dibuat untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Setelah pal-pal batas dipasang, dilanjutkan dengan pemagaran untuk memudahkan pengawasan dan pengamanan dari gangguan. Gangguan yang biasa timbul adalah masuknya hewan gembalaan seperti sapi, kambing atau kerbau yang menyukai daun bambu muda. Bahan pagar dapat terbuat dari kayu, batang bambu atau pagar hidup dari jenis tanaman lamtoro yang ditanam rapat.
2. Pembuatan gubug kerja
Gubuk kerja dibuat sebagai tempat berteduh, perencanaan kegiatan dan penyelesaian urusan administrasi. Dalam gubuk kerja perlu dilengkapi meja, kursi, lemari dan lain-lain termasuk perlengkapan dapur. Tempat ini selain berfungsi untuk menyelesasikan pekerjaan persemaian juga dapat berfungsi sebagai tempat mengatur pekerjaan penanaman di lapangan. Selain gubug kerja, dibuat pula tempat penyimpanan pupuk terutama pupuk kandang, obat-obatan dan lain-lain. Tempat ini sebaiknya terpisah dengan gubuk kerja agar pekerjaan tidak terganggu oleh bau yang tidak enak dari pupuk atau obat-obatan.
3. Bahan dan alat
- Media
- Kantong plastik hitam (polybag) atau wadah/pot
- Benih dari biji, ukuran 10 x 15 cm;
- Benih dari stek cabang, ukuran 20 x 20 cm;
- Benih dari stek batang, ukuran 30 x 30 cm;
- Benih dari stek rhizom, ukuran 50 x 50 cm;
-
Lain-lain
Media untuk persemain bambu dapat terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 7 : 3. Tanah untuk campuran media harus dihancurkan dan diayak untuk menghilangkan sisa-sisa akar, kerikil dan tanah keras. Media selain tanah yang dapat digunakan adalah gambut atau akar pakis dengan campuran sekam padi dan pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 2 : 1.
Polybag harus diberi beberapa lubang di bagian bawahnya dan terdiri dari 4 (empat) ukuran tergantung dari jenis benih yang digunakan yaitu :
Pot yang berfungsi sebagai wadah bibit selain polybag dapat digunakan potray atau polytube dengan ukuran sesuai kebutuhan.
Peralatan lain-lain yang harus disediakan dalam pembibitan bambu adalah cangkul, parang, kampak, tali/meteran, kored, pipa plastik (slang), embrad, sprinkler otomatis, batang bambu atau kaso dan paranet. Cangkul, parang, kampak, tali/meteran digunakan untuk persiapan pembuatan bedeng tabur, bedeng sapih dan membuat stek. Kored untuk penyiangan, pipa plastik (slang), embrad dan sprinkler untuk penyiraman. Batang-batang bambu atau kaso dan paranet digunakan untuk membuat konstruksi bedeng persemaian.
Tempat persemaian bambu dirancang terdiri dari 60-70 persen untuk bedeng tabur dan bedeng sapih sisanya 30-40 persen untuk keperluan lain seperti jalan kontrol, selokan, gubuk kerja, gudang dan bak persediaan air. Luas areal persemain harus disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang akan diproduksi untuk penanaman di lapangan. Persemaian bambu dapat bersifat sementara/musiman atau permanen tergantung tujuan menghasilkan bibit. Untuk tujuan memproduksi bibit secara massal dan terus menerus yang di komersilkan maka sifat persemaiannya adalah persemaian permanen. Sedangkan untuk tujuan memproduksi bibit sendiri berskala kecil, sifat persemaiannya adalah persemaian sementara. Persemaian permanen bambu dapat memproduksi bibit 2 kali lebih banyak dibanding persemaian sementara. Hal ini disebabkan untuk pembuatan bibit bambu hanya memerlukan waktu paling lama 6 bulan sudah tanam.
baca juga pembuatan bibit bambu
Post a Comment