Pembuatan Bibit Bambu

Faperta - Pembibitan Bambu
A. Pengadaan benih
  1. Biji
Pengadaan benih bambu berasal biji relatif sulit karena bambu jarang berbunga, berbuah atau berbiji. Tetapi beberapa jenis bambu yang pernah berbunga atau menghasilkan biji yaitu D. asper (bambu petung), G. pseudoarundinacea (bambu andong) dan G. robusta (bambu mayan). Jika ditemukan tegakan bambu yang berbunga dapat ditunggu 6-7 bulan untuk mendapatkan bijinya. Bunga dan benih bambu dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bunga dan benih bambu
  1. Stek cabang Batang yang diambil cabangnya sebagai stek cabang yaitu yang berumur 2-3 tahun dengan ciri seluruh cabang mengeluarkan ranting dan daun. Pengumpulan dan pengambilan stek dilakukan di musim hujan untuk menghindari penguapan. Caranya batang ditebang kemudian cabang yang dijadikan stek dipisah dari batang. Cabang yang diperoleh dipotong pada ruas ke 1-3 dari pangkal cabang, bagian atas dibuang dan bagian pangkal cabang dijadikan stek. Cabang-cabang yang diperoleh dikumpulkan, diikat dan disimpan di ember berisi air sebelum dibawa di tempat persemaian. Setiap batang bambu dapat diperoleh 12-16 stek tergantung jenis bambu. Stek cabang dari batang bambu dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Stek batang

  2. Stek batang Stek batang diperoleh dari batang yang berumur 2-3 tahun dengan ciri seluruh cabang sudah beranting dan berdaun. Untuk membuat stek, batang ditebang di bagian pangkal, kemudian di potong-potong menjadi stek berukuran panjang 2 buku. Setiap batang dapat diperoleh 8-10 stek batang yang masing-masing terdiri dari 2 mata tunas. Stek yang diperoleh dikumpulkan, diikat dan disimpan di tempat teduh dekat air dan sering disiram. Setelah itu segera dibawa ke tempat persemaian untuk di tanam. Stek batang bambu dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Stek batang

  3. Stek rhizom (Rhizoma) Stek rhizoma dibuat dari rhizom yang batang segarnya berumur 2-3 tahun. Caranya, batang ditebang setinggi 2-3 ruas, kemudian bagian pangkal digali sampai ditemukan rhizom dan selanjutnya dipisah dari induk dengan kampak. Stek rhizom yang diperoleh diikat dan dikumpulkan di tempat teduh dan sering disiram air sebelum diangkut ke tempat persemaian. Stek rhizom dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Stek rhizom

B. Penaburan / penanaman dan penyapihan
  1. Biji Benih bambu dari biji di kecambahkan di tempat lembab, dapat dibungkus karung atau kapas. Steleh 1 minggu dibuka dan kecambah yang tumbuh dipindah ke kantong-kantong plastik ukuran 10 x 15 cm yang sudah diisi media. Setelah disemai di kantong plastik, dipelihara di bedeng sapih selama 8 bulan. Bedeng sapih dibuat berukuran lebar 1 meter dan panjang 2-5 meter, diberi atap daun rumbia atau kelapa yang dianyam . Tinggi bedeng bagian depan 1,2 meter, belakang 1 meter dan bagian depan menghadap ke timur. Cara membuat bibit dari biji dapat dilihat pada Gambar 5.

    Gambar 5. Cara membuat bibit dari biji

  2. Stek cabang Benih dari stek cabang ditanam di bedeng tabur dengan posisi tegak dan jarak tanam 10 x 20 cm. Setelah 3 bulan, stek yang bertunas dan berakar dibongkat kemudian dipindah kekantong plastik berukuran 20 x 20 cm yang sudah diisi media. Setelah itu, bibit dipelihara di bedeng sapih paling lama 4-5 bulan. Bedeng tabur untuk menanam stek cabang berbentuk cangkulan tanah yang digemburkan setinggi 20 cm dengan lebar 1 meter, panjang 2-5 meter dan di sekelilingnya dibuat parit sedalam 10 cm dan lebar 20 cm dan tidak memerlukan naungan. Bedeng sapih untuk memelihara stek cabang yang sudah menjadi bibit, bentuknya persegi panjang, berukuran lebar 1 meter dan panjang 2-5 meter. Lantai bedeng sapih diturunkan 10 cm lebih rendah sehingga terlihat berbentuk cekungan dan diberi atap datar dari paranet atau anyaman bambu dengan cahaya masuk 50 % dan tingginya 180 cm. Cara membuat bibit dari stek cabang dapat dilihat pada Gambar 6.

    Gambar 6. Cara membuat bibit dari stek cabang

  3. Stek batang Stek batang sebelum di tanam di bedeng tabur diberi lubang kecil +/- 4-5 kemudian diisi air separuhnya dan ditutup kembali. Bedeng tabur dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dan panjang 2-5 meter, dicangkul dan ditinggikan +/- 20 cm dikanan kiri dikelilingi parit sedalam +/- 20 cm dan tanpa naungan. Setelah itu, bagian tengah dibuat liang dengan lebar 60 cm dan panjang 2-4 meter dan dalam +/- 20 cm, stek batang ditanam dengan posisi tidur berjejer dengan jarak antar stek 10 cm dan mata tunas/cabang kesamping. Selanjutnya ditutup tanah galian sampai seluruh permukaan stek tidak kelihatan, disiram tiap hari dan disiangi secara periodik. Setelah 3 bulan, stek cabang yang bertunas dan berakar dibongkar kemudian dipisahkan dari induk stek untuk ditanam di kantong plastik berukuran 20 x 30 cm yang sudah diisi media. Bibit yang sudah dikantongi dipelihara di bedeng sapi, selama 4-5 bulan. Bedeng sapih bentuknya persegi panjang, berukuran lebar 1 meter dan panjang 2-5 meter, lantainya diturunkan 10 cm lebih rendah sehingga terlihat berbentuk cekungan dan diberi atap dari paranet atau anyaman bambu 59 % dengan tinggi atap 180 cm. Cara membuat bibit dari stek batang dapat dilihat pada Gambar 7.

    Gambar 7. Cara membuat bibit dari stek batang

  4. Stek rhizom Sebelum stek rhizom ditanam, bedeng tabur dibuat lubang tanam berukuran 20 x 20 x 20 cm dan jarak antar lubang 30 x 30 cm. Stek ditanam dengan posisi tegak kemudian diurug tanah dan dipelihara selama 3 bulan. Setelah menjadi bibit, dibongkar dan di pindah ke polybag berukuran 50 x 50 cm yang sudah diisi media. Cara membuat bibit dari stek rhizom dapat dilihat pada Gambar 8.

    Gambar 8. Cara membuat bibit dari stek rhizom
C. Penggandaan bibit (proliferation)
Sering terjadi penanaman mengalami keterlambatan atau terdapat kelebihan bibit siap tanam. Bibit-bibit tersebut dapat disimpan dan dipelihara di bedeng sapih. Karena mengalami penyimpangan telatif lama (>5 bulan), bibit dalam kantong plastik mulai membentuk rumpun, keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk menggandakan bibit tersebut. Caranya, bibit dibongkar dari kantong plastik, kemudian dibelah/dipisah-pisah sesuai jumlah tunas dan ditanam di beberapa kantong plastik baru yang diisi media dan dipelihara kembali di bedeng sapi. Cara menggandakan bibit bambu dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Cara menggandakan bibit bambu
D. Pemeliharaan
  1. Penyiraman Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore karena bibit bambu sangat membutuhkan air untuk pertumbuhan. Cara penyiraman dengan embrad atau slang-slang yang di alirkan air atau penyiraman otomatis dengan sprinkler.
  2. Penyiangan Penyiangan persemaian bambu ditujukan untuk mengendalikan gulma yang umumnya rumput dan perdu dan dilakukan secara terus menerus dan rotasi. Penyiangan tidak terbatas di tempat persemaian tetapi juga di jalan-jalan kontrol untuk mendapatkan lingkungan yang bersih. Cara penyiangan dengan kored atau dicabut dengan tangan dan hasil siangan dikumpulkan di lubang sampah yang dapat dijadikan pupuk kompos. Dihindari penyiangan dengan herbisida karena bambu merupakan famili sejenis dengan rumput.
  3. Pembersihan tempat persemaian. Pembersihan tempat persemaian bambu ditujukan untuk pemeliharaan atap bedeng sapih. Pada umumnya, di atap bedeng sapih secara periodik terkumpul rontokan daun dari pohon-pohon pelindung sekitar tempat persemaian. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama dengan kegiatan penyiraman atau penyiangan.

No comments

Silahkan Berkomentar dengan kata-kata yang baik dan sopan dikarenakan blog ini untuk semua umur. Terimakasih

Powered by Blogger.